Demplot Sayuran Organik, Solusi Ketahanan Pangan Masyarakat

Kelompok Desa Prima Melati Sambirejo menginisiasi pembuatan demplot sayuran dalam rangka penguatan ketahanan pangan dimasa pandemi Covid-19. Lokasi yang digunakan berada di pekarangan rumah salah satu anggotanya, yakni di Dusun Kepek Desa Sambirejo, Gunungkidul. Sayuran yang ditanam sangat beragam, mulai dari tanaman cabai, tomat, terong, kacang panjang, timun, buncis, sawi, kangkung dan seledri.

Sayuran merupakan sumber pangan penting dalam konsumsi masyarakat sehari-hari. Selain sebagai sumber bahan makanan pokok, sayuran ini juga dimanfaatkan oleh anggota sebagai bahan baku produk unggulan kelompoknya, yaitu kripik sayur. Konsumsi masyarakat yang tinggi tentunya membutuhkan stok sayuran yang tinggi pula.

Salah satu masalah dalam produktivitas sayuran adalah supply pupuk. Masyarakat biasanya menggunakan pupuk anorganik (kimia) dalam bercocok tanam, padahal penggunaan pupuk anorganik cenderung memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu harga pupuk anorganik juga relatif mahal.

Sebagai bentuk kampanye kepada anggota dan masyarakat dalam upaya mengurangi dampak negatif tersebut, maka Kelompok Desa Prima Melati Sambirejo menginisiasi sebuah demplot dengan membandingkan pengaruh penggunaan pupuk organik dengan pupuk anorganik. Demplot atau Demontration Plot adalah suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani (masyarakat), dengan cara membuat lahan percontohan, agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan. Demplot bisa berupa inovasi teknologi budidaya, varietas unggul baru, pemupukan dan lain sebagainya, disesuaikan dengan demografi wilayahnya.

Kegiatan demplot dilaksanakan untuk memberikan contoh secara nyata tentang proses budidaya sayuran secara organik, dari hulu/pembibitan hingga hilir/panen. Sehingga petani/masyarakat bisa melihat, membuktikan, dan mau mengikutinya secara langsung. Manfaat ikutan yang didapat dari menanam sayuran organik, selain memberikan efek positif terhadap kesehatan jika dikonsumsi, juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan sekitar, serta sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan bagi anggota kelompok maupun masyarakat.