Mengembalikan eksistensi mendongeng

“If you want your children to be intelligent, read them fairy tales. If you want them to be more intelligent, read them more fairy tales.”

| Albert Einstein

 

Mendongeng, aktivitas yang mungkin sudah jarang dilakukan oleh orangtua untuk meninabobokkan buah hatinya. Hal ini terungkap pada saat kami melakukan pendampingan Parenting Education di Taman Pintar Nurul Ilmi beberapa waktu yang lalu. Para orangtua anak didik Taman Pintar Nurul Ilmi mengaku memang pernah mendongengkan buah hatinya, tapi semakin kesini hal itu sudah jarang (bahkan tidak pernah) dilakukan lagi. Banyak ‘alasan’ yang menyeruak, selain karena minimnya buku cerita yang bisa diakses juga dikarenakan kesibukan orangtua, sehingga tidak memiliki waktu luang untuk mendongengkan putra-putrinya.

Apalagi di era teknologi seperti sekarang ini, ketika televisi sudah menjadi “barang elektronik wajib” di tengah masyarakat kita. Program televisi yang menggabungkan audio dan visual, tak bisa dipungkiri lebih menarik bagi anak-anak, dibandingkan ketika mereka harus mendengarkan cerita dari orangtuanya. Meskipun begitu hal ini bisa saja justru menumpulkan daya imajinasi anak, karena apa yang mereka dengar atau tahu hanya terbatas pada apa yang mereka lihat melalui benda berbentuk kotak tersebut.

Aktivitas mendongeng sendiri banyak memberikan manfaat bagi anak. Selain dapat mempererat hubungan orangtua dengan anak, mendongeng juga bisa membantu mengoptimalkan perkembangan psikologis dan kecerdasan anak secara emosional. Menurut pakar ada beberapa manfaat dari aktivitas mendongeng ini, diantaranya: (1). Anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya; (2). Cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak; dan (3). Dongeng dapat menjadi langkah awal anak untuk menumbuhkan minat baca anak. Bahkan menurut David McClelland, seorang pakar psikologi sosial, mengungkapkan cerita dongeng anak sebelum tidur sangat mempengaruhi prestasi suatu bangsa.

Selain membacakan cerita dongeng dari buku, banyak benda-benda (misalnya boneka) yang bisa dimanfaatkan untuk bercerita kepada anak. Yang tentu dalam hal ini membutuhkan daya imajinasi. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendongeng diantaranya adalah pertimbangan usia anak, pemilihan cerita yang sesuai dengan kadar emosional serta pengalaman anak.

Mengingat begitu banyaknya manfaat mendongeng, tidak ada salahnya bukan untuk kembali membacakan dongeng untuk putra-putri Anda?