Sekolah Dituntut Kreatif Menggalang Sumber Daya
Surakarta, 11 September 2017 – Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) menilai pasca terbitnya Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016, Komite Sekolah memiliki peran strategis dalam penggalangan sumber daya bagi sekolah.
Kebijakan tersebut memberi keleluasaan bagi sekolah melalui komite dalam menggalang sumber daya. Akan tetapi, di satu sisi juga membatasi sekolah untuk menghimpun sumber daya dari lingkup internal—dalam hal ini orang tua.
Sayangnya, menurut Direktur YSKK Kangsure Suroto, belum semua komite sekolah memiliki kapasitas yang cukup dalam menggalang sumber daya yang kreatif khususnya dari pihak eksternal sekolah.
Sementara dukungan anggaran dari pemerintah baik melalui APBN maupun APBD melalui berbagai skema seperti BOS, DAK, KIP, dll belum mampu mengakomodir kebutuhan sekolah dalam meningkatkan mutu layanannya diatas SPM.
“Salah satu faktor penyebabnya adalah kondisi kelembagaan sebagian komite sekolah yang tidak sehat baik dari sisi keanggotaan, aturan main dan mekanisme kerja. Komite seharusnya memiliki ketentuan dan arah tujuan organisasi yang jelas, yang linier kaitannya dengan peningkatan kualitas layanan pendidikan,” terang Kangsure dalam Diskusi Strategi Penggalangan Sumber Daya yang Efektif di Sekretariat Dewan Pendidikan Surakarta, Senin (11/9).
Kangsure menambahkan, tantangan lain yang dihadapi komite sekolah adalah kapasitas dan komitmen sebagian anggota komite sekolah yang lemah dalam melaksanakan fungsi dan perannya. Selain itu, posisi tawar sebagian komite terhadap sekolah lemah.
“Struktur kelembagaan yang tidak sehat ditambah dengan kapasitas dan komitmen para pengurusnya yang lemah membuat komite sekolah “tidak berdaya” ketika berhadapan dengan sekolah. Misalnya ketika pengambilan keputusan, karena pemahaman tentang peraturan perundangan mengenai keputusan yang akan diambil tersebut lemah jadi ya ngikut aja,” papar Kangsure.
Di sisi lain, sebagian sekolah masih menempatkan komite sebagai mitra fund raising saja, bukan sebagai mitra dalam memperkuat manajemen sekolah.
Dalam menggalang sumber daya, sekolah bisa mengakses dana dari alumni, masyarakat umum, maupun corporate social reponsibility (CSR) perusahaan. “Bentuknya bisa berupa sumbangan dan bantuan,” ujar Kangsure.
###
Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK)
YSKK adalah organisasi non-pemerintah yang bekerja untuk dan bersama masyarakat terpinggirkan, khususnya perempuan dan anak agar hak-hak dasar mereka dalam ekonomi, sosial, politik, dan budaya bisa terpenuhi. Dimana salah satu fokus kerja organisasi masyarakat sipil ini di bidang pendidikan, dengan program utamanya mendorong terwujudnya layanan pendidikan yang berkeadilan dan berkualitas melalui sekolah MANTAP (Manajemen Transparan, Akuntabel dan Partisipatif).
Informasi mengenai YSKK dapat diakses di www.yskk.org dan www.awasibos.org | Facebook: www.facebook.com/yskksolo.
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi:
Kangsure Suroto,
Direktur Yayasan Satu Karsa Karya
HP.: 08175796368
Email: kangsure@yskk.org