“Warung Hidup” Perwujudan Urban Farming dari Bank Sampah Kecik
Berkebun merupakan aktivitas yang dilakukan oleh banyak orang akhir-akhir ini. Hal ini dikarenakan dampak pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Dengan memanfaatkan sedikit lahan kosong, kita dapat menanam berbagai jenis tanaman sayuran. Kita akan mendapat kepuasan tersendiri apabila memakan makanan yang kita tanam sendiri, apalagi bila kita menanam dengan bahan-bahan organik.
Kegiatan menanam di pekarangan rumah disebut Urban Farming. Urban Farming ini dapat membantu menguatkan ketahanan pangan terutama bagi keluarga. Selain itu Urban Farming ini juga dapat meningkatkan perekonomian keluarga jika hasil panen dapat didistribusikan dan dipasarkan.
Urban Farming juga telah dilakukan Bank Sampah Karang Becik (Kecik) sejak Bulan September 2020. Dengan memanfaatkan lahan kosong di dekat sekretariat Bank Sampah yang diberi nama “Warung Hidup”, kegiatan Urban Farming telah panen beberapa kali. Tanaman sayuran yang ditanam pun bervariasi, mulai dari kangkung, cabai, terung hingga pare. Awalnya, kegiatan Urban Farming di Bank Sampah Kecik ini bertujuan untuk mencoba produk pupuk organik yang dihasilkan oleh Bank Sampah Si Repi.
Bank Sampah Kecik
Bank Sampah Karang Becik (Kecik) adalah gerakan kolektif masyarakat Kampung Karang, Kelurahan Plumbungan untuk ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Gerakan ini muncul atas kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah secara terpadu dan berkelanjutan. Kegiatan utama Bank Sampah Kecik adalah mengelola sampah dari masyarakat sekitar. Namun, pada pengembangannya, Bank Sampah Kecik juga melakukan kegiatan menanam demi mewujudkan kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan. (msa)